MUESLI: Bekal Praktis daripada Jajan
Mau makan apa ya? Enaknya makan apa nih? Warung mana yang buka?
Kira-kira pikiran itu mampir di benak kalau sudah mendekati jam makan di sela pekerjaan. Nah, dalam beberapa bulan terakhir, saya sengaja menyempatkan diri untuk menyiapkan bekal makan, baik itu sarapan, makan siang, atau makan malam.
[caption id="attachment_364" align="aligncenter" width="364"]
Ini menu praktis, muesli dengan stroberi - kurma (mumpung lagi banyak dijual)[/caption]
Lhah, iya, pekerjaan saya kadang jadwal pagi, kadang siang, seringkali juga hingga larut malam. Jadi makanan yang praktis disiapkan dan tidak lekas basi jadi pilihan.
Apalagi, -alasannya- pekerjaan di dalam ruangan menuntut saya untuk 'jaga gawang' di depan komputer. Meskipun sebenarnya ada jam istirahat, tampaknya justru penyakit malas yang jinak, jadi suka beranjak dari tempat duduk maupun ke luar ruangan saat jam makan siang atau bahkan makan malam kalau pas ada piket lepas jam 19.00 wib.
Jadinya, muesli menjadi salah satu andalan. Nyiapinnya singkat, bahannya cukup gampang didapat, dan bisa tahan cukup lama di suhu luar ruang, apalagi kalau ditaruh di kulkas kantor.
Muesli, apa itu? Bagi yang awam dengan nama ini, SAMA, saya juga awalnya tidak tahu. Bahan ini bisa didapatkan di supermarket kok, ada yang merek supermarketnya, ada juga yang merek khusus. Saya belinya yang merek LOWAN, soalnya ya cuma itu yang tersedia. Ada dua pilihan, warna kuning untuk biji-bijian yang manis dan merah kecoklatan untuk yang hambar.
Keterangan detil soal muesli bisa dilihat di sini http://en.wikipedia.org/wiki/Muesli.
[caption id="attachment_432" align="aligncenter" width="547"]
Muesli dengan potongan stroberi. Untuk menikmatinya, cukup ditambahkan susu atau kalau suka bisa pakai yogurt biar tambah kecuuuttt[/caption]
Sederhananya, muesli itu biji-bijian kering dari buah dan kacang yang dikeringkan, macam oatmeal. Untuk menikmatinya, biasa direndam dengan yoghurt, kefir, susu, juga jus buah beberapa menit.
Saya belum pernah coba muesli berkuah jus, lain kali lah pasti akan dites lidah. Tapi, muesli dengan yogurt bukan kesukaan saya, rasanya kecut dan hambar muesli jadi tambah nggak cocok di lidah.
Jadinya, selama ini yang pas ya muesli saja dengan susu tanpa lemak. Beberapa paduan yang pernah saya buat:
[caption id="attachment_362" align="alignleft" width="225"]
Muesli yang direndam lebih dari 4 jam tetap oke dimakan[/caption]
- muesli + stroberi + susu
- muesli + stroberi + kurma + susu
- muesli + pisang + yogurt + susu
- muesli + pisang + susu coklat manis
Untuk takarannya menyesuaikan selera saja, yang jelas susu/yogurt dituang hingga muesli terendam. Kalau suka agak lembek ya rendam lebih dari sejam, yang suka agak kriuk bisa rendam 10-15 menit saja. Saya sih suka rendam 4-5 jam karena langsung untuk bekal di kantor, so far rasanya tetap masuk.
[caption id="attachment_363" align="alignright" width="656"]
Ini menu praktis, muesli dengan stroberi - kurma - susu segar.[/caption]
Dari paduan kuahnya, lidah saya lebih memilih susu tanpa lemak. Pilihan susu coklat manis, susu krim vanila, dan yogurt tidak pas.
Tentu saja ya, 'bubur biji' setengah mangkuk bisa bikin kenyang. saya biasanya hanya 4-6 sendok teh muesli dicampur setengah gelas susu. kenyangnya luar biasa.
Kira-kira pikiran itu mampir di benak kalau sudah mendekati jam makan di sela pekerjaan. Nah, dalam beberapa bulan terakhir, saya sengaja menyempatkan diri untuk menyiapkan bekal makan, baik itu sarapan, makan siang, atau makan malam.
[caption id="attachment_364" align="aligncenter" width="364"]
Lhah, iya, pekerjaan saya kadang jadwal pagi, kadang siang, seringkali juga hingga larut malam. Jadi makanan yang praktis disiapkan dan tidak lekas basi jadi pilihan.
Apalagi, -alasannya- pekerjaan di dalam ruangan menuntut saya untuk 'jaga gawang' di depan komputer. Meskipun sebenarnya ada jam istirahat, tampaknya justru penyakit malas yang jinak, jadi suka beranjak dari tempat duduk maupun ke luar ruangan saat jam makan siang atau bahkan makan malam kalau pas ada piket lepas jam 19.00 wib.
Jadinya, muesli menjadi salah satu andalan. Nyiapinnya singkat, bahannya cukup gampang didapat, dan bisa tahan cukup lama di suhu luar ruang, apalagi kalau ditaruh di kulkas kantor.
Muesli, apa itu? Bagi yang awam dengan nama ini, SAMA, saya juga awalnya tidak tahu. Bahan ini bisa didapatkan di supermarket kok, ada yang merek supermarketnya, ada juga yang merek khusus. Saya belinya yang merek LOWAN, soalnya ya cuma itu yang tersedia. Ada dua pilihan, warna kuning untuk biji-bijian yang manis dan merah kecoklatan untuk yang hambar.
Keterangan detil soal muesli bisa dilihat di sini http://en.wikipedia.org/wiki/Muesli.
[caption id="attachment_432" align="aligncenter" width="547"]
Sederhananya, muesli itu biji-bijian kering dari buah dan kacang yang dikeringkan, macam oatmeal. Untuk menikmatinya, biasa direndam dengan yoghurt, kefir, susu, juga jus buah beberapa menit.
Saya belum pernah coba muesli berkuah jus, lain kali lah pasti akan dites lidah. Tapi, muesli dengan yogurt bukan kesukaan saya, rasanya kecut dan hambar muesli jadi tambah nggak cocok di lidah.
Jadinya, selama ini yang pas ya muesli saja dengan susu tanpa lemak. Beberapa paduan yang pernah saya buat:
[caption id="attachment_362" align="alignleft" width="225"]
- muesli + stroberi + susu
- muesli + stroberi + kurma + susu
- muesli + pisang + yogurt + susu
- muesli + pisang + susu coklat manis
Untuk takarannya menyesuaikan selera saja, yang jelas susu/yogurt dituang hingga muesli terendam. Kalau suka agak lembek ya rendam lebih dari sejam, yang suka agak kriuk bisa rendam 10-15 menit saja. Saya sih suka rendam 4-5 jam karena langsung untuk bekal di kantor, so far rasanya tetap masuk.
[caption id="attachment_363" align="alignright" width="656"]
Dari paduan kuahnya, lidah saya lebih memilih susu tanpa lemak. Pilihan susu coklat manis, susu krim vanila, dan yogurt tidak pas.
Tentu saja ya, 'bubur biji' setengah mangkuk bisa bikin kenyang. saya biasanya hanya 4-6 sendok teh muesli dicampur setengah gelas susu. kenyangnya luar biasa.
Komentar
Posting Komentar