Diet Mayo: 3 Hari, Temanku Turun 5 Kg
Hah!? Diet Mayo!? Apa itu? Kata suamiku saat aku bercerita soal salah satu alternatif diet kekinian ini :-D Intinya sih, diet tidak makan garam lah yaaa...
Kali ini, cara diet yang satu ini menarik perhatian suamiku. Soalnya, sudah ada bukti yang bisa dilihat keberhasilannya. Tak lain tak bukan adalah teman sekantorku alias bosku :-D
Ceritanya, pada awal April 2015, seperti biasa aku suka membuka kulkas kantor hanya sekadar iseng saja, siapa tahu ada yang taruh buah atau makanan yang bisa diminta :p - soalnya kulkas kantor selama ini hanya menjadi salah satu pajangan ruangan saja karena jaraaaaang banget ada isinya.
Menariknya, kali ini ada yang berbeda karena pada rak kedua terlihat paket katering dua boks dengan tempelan nama di bagian atasnya. Tertulis di bawah nama; 'Menu Siang' dan 'Menu Sore'. Ooo, Pabos mulai kateringan - batinku.
Hampir setiap hari selama lima hari aku lakukan hal yang sama. Membuka kulkas, sesekali menaruh bekalku sendiri, sambil pantauan kalau kalau ada yang taruh bom! yakali kalo adaaa..
Selama lima hari itu pula selalu kulihat dua paket menu siang dan malam milik bosku tanpa membahas "Katering di mana?", " Kenapa milih katering?", atau "Akhirnyaaa, makan teratur jugaaaa.." tak ada obrolan itu. Hanya khayalan saja xoxo.
Hingga pada malam hari, saat aku piket kerja, Pabos masuk ruangan dan mengobrol denganku dan dua teman di ruangan yang sama. Membahas seragam kantor yang longgar, BERAT BADAN, & DIET MAYO.
Pada dua minggu sebelumnya, pembahasan seragam kantor yang sesak cukup menghangat di antara sesama penghuni ruangan dingin di Semarang Selatan. Sampai-sampai Pabos tidak mengenakannya pada hari-hari di mana kudu berseragam.
Tetapi bersamaan dengan menu paket katering yang kulihat rutin itu, pada pekan yang sama, dia mengenakan seragam di hari ketentuan. "Tumben" seruku. Tampak kelonggaran pula. Hmmm, ini pertanyaan.
"Aku udah turun lima kilo[gram] selama tiga hari. Beneran!! Makanya pakai seragam ini nih, malah agak longgar," katanya sambil menarik baju seragam bagian pinggang untuk memperlihatkannya.
"Kok bisa?!," tanyaku penasaran.
"Ituuu, aku DIET MAYO pake katering," jelasnya.
Sesaat kemudian obrolan mengenai menu diet, efek diet, rasa makanan, harga katering, dan pertanyaan khas seputar diet yang sehat terus berkembang. Saat itu juga, aku langsung cetak dua lembar menu diet mayo hasil browsing. Satu buatku, sisa lainnya buat teman kantor yang tertarik menu diet mayo itu.
Dari pengalaman teman kantorku yang berhasil itu, aku tertarik mempraktikkannya sendiri. Tanpa pakai jasa katering. Pertama, karena kupikir cukup mahal. Diet mayo berlaku 13 hari dengan harga katering Rp1,3 juta untuk dua menu. *padahal akhirnya praktik siapkan menu sendiri juga mahal haha*
Kedua, karena setelah melihat tabel menu diet hasil berselancar di internet, kupikir cukup mudah disiapkan sendiri. Apalagi, selama ini sudah terbiasa memasak bekal yang simpel, makan sayur rebus dan mentah, juga tidak makan gula. Ini modal buat praktik diet mayo -pikirku-.
Sampai di rumah, kuceritakan kisah keberhasilan teman kantorku berdiet mayo. Tanpa bisa menjelaskan panjang lebar soal teknis dietnya. Kali ini aku hanya memberi dua contoh keberhasilan teman, satu teman kantor satunya teman kampus. Keterangan lebih jelas lainnya, aku berharap suamiku cari tahu sendiri.
Keesokan harinya, suamiku yang berbadan subur sekali, tampak tertarik model diet mayo. Kami membahasnya dan singkat cerita menyiapkan jadwal diet itu mulai 13 Mei 2015.
Ini beberapa menu kreasi diet mayoku: [detailnya ada di sini ya Pengalaman Diet Mayo]
[caption id="attachment_815" align="aligncenter" width="300"]
biar enggak bosen ayam dan telur rebus. ayamnya bumbu madu dan telur bisa orak arik bumbu bawang.[/caption]
[caption id="attachment_816" align="aligncenter" width="300"]
ayam versi bumbu merica dan daging sapi versi teriyaki.[/caption]
[caption id="attachment_817" align="aligncenter" width="300"]
kentang tumbuk buat variasi, daging sapi bumbu wijen, dan sambal dabu-dabu.[/caption]
Kali ini, cara diet yang satu ini menarik perhatian suamiku. Soalnya, sudah ada bukti yang bisa dilihat keberhasilannya. Tak lain tak bukan adalah teman sekantorku alias bosku :-D
Ceritanya, pada awal April 2015, seperti biasa aku suka membuka kulkas kantor hanya sekadar iseng saja, siapa tahu ada yang taruh buah atau makanan yang bisa diminta :p - soalnya kulkas kantor selama ini hanya menjadi salah satu pajangan ruangan saja karena jaraaaaang banget ada isinya.
Menariknya, kali ini ada yang berbeda karena pada rak kedua terlihat paket katering dua boks dengan tempelan nama di bagian atasnya. Tertulis di bawah nama; 'Menu Siang' dan 'Menu Sore'. Ooo, Pabos mulai kateringan - batinku.
Hampir setiap hari selama lima hari aku lakukan hal yang sama. Membuka kulkas, sesekali menaruh bekalku sendiri, sambil pantauan kalau kalau ada yang taruh bom! yakali kalo adaaa..
Selama lima hari itu pula selalu kulihat dua paket menu siang dan malam milik bosku tanpa membahas "Katering di mana?", " Kenapa milih katering?", atau "Akhirnyaaa, makan teratur jugaaaa.." tak ada obrolan itu. Hanya khayalan saja xoxo.
Hingga pada malam hari, saat aku piket kerja, Pabos masuk ruangan dan mengobrol denganku dan dua teman di ruangan yang sama. Membahas seragam kantor yang longgar, BERAT BADAN, & DIET MAYO.
Pada dua minggu sebelumnya, pembahasan seragam kantor yang sesak cukup menghangat di antara sesama penghuni ruangan dingin di Semarang Selatan. Sampai-sampai Pabos tidak mengenakannya pada hari-hari di mana kudu berseragam.
Tetapi bersamaan dengan menu paket katering yang kulihat rutin itu, pada pekan yang sama, dia mengenakan seragam di hari ketentuan. "Tumben" seruku. Tampak kelonggaran pula. Hmmm, ini pertanyaan.
"Aku udah turun lima kilo[gram] selama tiga hari. Beneran!! Makanya pakai seragam ini nih, malah agak longgar," katanya sambil menarik baju seragam bagian pinggang untuk memperlihatkannya.
"Kok bisa?!," tanyaku penasaran.
"Ituuu, aku DIET MAYO pake katering," jelasnya.
Sesaat kemudian obrolan mengenai menu diet, efek diet, rasa makanan, harga katering, dan pertanyaan khas seputar diet yang sehat terus berkembang. Saat itu juga, aku langsung cetak dua lembar menu diet mayo hasil browsing. Satu buatku, sisa lainnya buat teman kantor yang tertarik menu diet mayo itu.
Dari pengalaman teman kantorku yang berhasil itu, aku tertarik mempraktikkannya sendiri. Tanpa pakai jasa katering. Pertama, karena kupikir cukup mahal. Diet mayo berlaku 13 hari dengan harga katering Rp1,3 juta untuk dua menu. *padahal akhirnya praktik siapkan menu sendiri juga mahal haha*
Kedua, karena setelah melihat tabel menu diet hasil berselancar di internet, kupikir cukup mudah disiapkan sendiri. Apalagi, selama ini sudah terbiasa memasak bekal yang simpel, makan sayur rebus dan mentah, juga tidak makan gula. Ini modal buat praktik diet mayo -pikirku-.
Sampai di rumah, kuceritakan kisah keberhasilan teman kantorku berdiet mayo. Tanpa bisa menjelaskan panjang lebar soal teknis dietnya. Kali ini aku hanya memberi dua contoh keberhasilan teman, satu teman kantor satunya teman kampus. Keterangan lebih jelas lainnya, aku berharap suamiku cari tahu sendiri.
Keesokan harinya, suamiku yang berbadan subur sekali, tampak tertarik model diet mayo. Kami membahasnya dan singkat cerita menyiapkan jadwal diet itu mulai 13 Mei 2015.
Ini beberapa menu kreasi diet mayoku: [detailnya ada di sini ya Pengalaman Diet Mayo]
[caption id="attachment_815" align="aligncenter" width="300"]
[caption id="attachment_816" align="aligncenter" width="300"]
[caption id="attachment_817" align="aligncenter" width="300"]
Komentar
Posting Komentar